semoga bermanfaat bagi saudara2 yang berkarya di pelosok2 negeri ini..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara kesatuan
Republik Indonesia dengan
wilayah yang luas
dan secara geografis
maupun sosiokultural sangat heterogen, pada beberapa wilayah penyelenggaraan
pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada daerah yang
tergolong terdepan terluar, dan tertinggal (Daerah 3T).
Beberapa
permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya didaerah 3T antara lain
adalah permasalahan pendidik, seperti kekurangan jumlah (Shortage),
distribusi tak seimbang (Unbalance Distribution), kualifikasi di bawah
standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies),
serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang dikuasai
(mismatched). Permasalahan lain dalam penyelenggaraan pendidikan adalah
angka putus sekolah juga masih relatif tinggi, sementara angka partisipasi
sekolah masih rendah.
Sebagai
bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia peningkatan mutu pendidikan di
daerah 3T perlu dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh, utamanya dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, agar daerah 3T dapat segera maju
bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini jadi perhatian khusus Kementrian
Pendidikan Nasional, mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam
memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kebijakan
Kementrian Pendidikan Nasional dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan
di daerah 3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. Program ini
meliputi (1) Program Pendidikan Profesi Guru terintegrasi dengan kewenangan
tambahan (PPGT) dengan peserta berasal dari daerah 3T, (2) Program Pendidikan
Profesi Guru diawali dengan Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM-3T), (3)
Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Kolaboratif (PPGT Kolaboratif),
(4) Program S-1 Kependidikan dengan kewenangan tambahan (S1-KKT). Program -
program tersebut merupakan jawaban untuk mengatasi berbagai permasalahan
pendidikan didaerah 3T.
Program
SM-3T sebagai salah satu Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia ditujukan
kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai guru, untuk
ditugaskan selama satu tahun pada daerah 3T. Program SM-3T dimaksudkan untuk
membantu mengatasi kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru
profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama,
serta memiliki jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama
mencapai cita-cita luhur yang seperti diamanahkan oleh para pendiri bangsa
indonesia.
B. Pengertian
Program SM-3T
adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam
percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai
penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan program pendidikan
profesi Guru.
C. Tujuan
1.
Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan
pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.
2.
Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana
pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara,
peduli, empati, terampil memecahkan masalah pendidikan, dan memiliki jiwa
ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T.
3.
Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa
keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada
daerah 3T.
4. Mempersiapkan
calon pendidik profesional sebelum mengikuti program profesi guru (PPG).
D. Ruang lingkup SM-3T
1.
Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan
pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.
2.
Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di
sekolah.
3.
Melakakukan kegiatan ektrakurikuler
4.
Memebantu tugas-tugas yang terkait dengan
manajemen pendidikan di sekolah.
5.
Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung program pembangunan pendidikan di daerah SM-3T.
6. Melaksanakan
tugas sosial kemasyarakatan.
E. Landasan yuridis
1.
UU Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2.
UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3.
PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4.
PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
5.
Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6.
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Komnpetensi Guru Konselor.
7.
Permendiknas nomor 8 tahun 2009 tentang Program
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
8.
Permendiknas nomor 9 tahun 2010 tentang Program
Pendidikan Profesi Guru Bagi Guru Dalam Jabatan.
9.
Kepmendiknas nomor 126/P/2010 tentang penetapan
LPTK Penyelenggaara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
10. Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program
Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda).
11. Keputusan
Direktur Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Nomor 2788/E4.6/2011 tentang penetapan lembaga pendidikan tenaga
kependidikan (LPTK) penyelenggara sarjana mendidik di daerah 3T (SM-3T).
F. Waktu
pelaksanaan
Program
SM-3T merupakan program pengabdian sarjana pendidikan untuk melaksanakan tugas
mendidik selama satu tahun di daerah 3T, dilanjutkan dengan Program PPG selama
satu tahun sampai dua semester di LPTK penyelenggara.
Implementasi
program SM-3T pada tahun 2014, direncanakan dimulai September 2014 sampai
Agustus 2015, sedangkan untuk pelaksanaan program PPG direncanakan
dimulai januari 2016.
Sebelum peserta
diberangkatkan ke daerah sasaran, wajib mengikuti serangkaian kegiatan
prakondisi yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara denganpola 120 JP (lebih
kurang 12 hari) untuk membekali kesiapan akademik, mental, fisik dan survival
(ketahanmalangan) peserta SM-3T.
BAB
II
KONDISI OBJEKTIF DAERAH SASARAN
A.
Kondisi Geografis
1.
Kabupaten Deiyai
Kabupaten Deiyai adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia. Dulunya pernah menjadi bagian dari
wilayah Kabupaten Paniai. Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri
Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kabupaten ini memiliki
pemandangan yang sangat indah, dikelilingi oleh pegunungan dan ditengah
kabupaten terdapat sebuah Danau yang indah, yakni Danau Tigi. Danau ini
merupakan salah satu pesona alam yang dimiliki oleh warga kabuaten Deiyai.
Kabupaten Deiyai secara geografis terletak pada 40 02 42,12
Lintang Selatan dan 1360 16 48,32" Bujur Timur
diketinggian 1700 meter diatas permukaan laut.
Dasar
hukum pembentukan kabupaten ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 55. Pusat
pemerintahan berada di Tigi. "Pemekaran diharapkan tidak membebani
keuangan negara," kata
Menteri Dalam Negeri Mardiyanto saat menyampaikan pandangan pemerintah dalam
rapat paripurna pengesahan pembentukan 12 daerah pemekaran baru di Gedung
MPR/DPR, Rabu (29/10). Ke-12 daerah baru tersebut, yaitu Kabupaten Mesuji,
Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten Pringsewu (ketiganya di Provinsi
Lampung), Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat (di
Provinsi Sumatera Barat), Kabupaten Tombrauw (Provinsi Papua Barat). Kemudian
Kabupaten Pularu Morotai (Provinsi Maluku Utara), Kabupaten Intan Jaya,
Kabupaten Deiyai (di Provinsi Papua), Kabupaten Sabu Raijua di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, serta Kabupaten Tangerang Selatan di Provinsi Banten.
Deiyai
merupakan sebuah kabupaten di provinsi Papua yang kondisi topografinya
didominasi oleh morfologi rangkaian pegunungan Deiyai dengan tebing yang sangat
curam serta diselingi oleh danau Tigi, gunung Deiyai, dan gunung Waiyei, juga
dikelilingi kali yawei yang menembus gunung Waiyei hingga ke lautan Arafura.
Kaya akan sumber daya alam dengan panorama alam yang sangat indah, serta
keragaman kesenian tradisional dan memiliki legenda yang menarik.
Gambar 2.1 Peta
Wilayah Kabupaten Deiyai
Kota Waghete terletak dipinggir danau purba yang berada di
Provinsi Papua, yakni danau Tigi, wilayah Tigi merupakan satuan lembah dengan
kemiringan 0-15%, sedangkan kota Waghete sendiri secara keseluruhan kondisi
topografi wilayahnya cukup barvariasai yaitu antara 0 s/d 45% ketinggian
>45% terlihat disekitar area rencana pengembangan bandara disekitar wilayah tengah
dan utara, ketinggian relatif datar 0-15% terlihat dibagian selatan, utara, dan
terutama disekitar danau Tigi.
a.
Batas
Administrasi
Posisi kabupaten Deiyai terletak di antara : 40 02
42,12 Lintang Selatan dan 1360 16 48,32" Bujur Timur
diketinggian 1700 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 55 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Deiyai di Provinsi
Papua, maka wilayah Kabupaten Deiyai mempunyai batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Batas Wilayah Kabupaten Deiyai
Batas
Utara
|
Distrik Yatamo Kabupaten Paniai
|
Batas
Selatan
|
Distrik Mimika Timur dan Distrik
Mimika Barat Kabupaten Mimika
|
Batas
Barat
|
Distrik Kamu Selatan dan Distrik
Kamu Timur Kabupaten Dogiyai
|
Batas
Timur
|
Distrik Paniai Timur Kabupaten
Paniai
|
Gambar 2.2 Peta batas
wilayah Kabupaten Deiyai
b.
Pemerintahan
Kabupaten yang wilayahnya mengelilingi Danau Tigi ini ber-ibukota
di Distrik Tigi. Bupatinya sekarang berkantor di kota Waghete, yang masuk
wilayah Distrik Tigi. Kantor Bupati baru selesai dibangun pada 2010, dibangun
di atas tanah seluas 500 x 300 meter persegi, yang dibeli dari masyarakat
setempat. Sedangkan sementara ini masih dilakukan pembenahan terhadap seluruh
gedung pemerintahan.
|
|
Dasar hukum
|
UU
RI Tahun 2008 Nomor 55
|
Tanggal
|
26
November 2008
|
Pemerintahan
|
|
- Bupati
|
Dance
Takimai
|
- DAU
|
Rp.
336.371.266.000.-(2013)[1]
|
Luas
|
537,39
|
Populasi
|
|
- Total
|
38.301
jiwa (2007)
|
- Kepadatan
|
71
|
Demografi
|
|
Pembagian administrative
|
|
5
|
|
31
|
|
- Situs web
|
deiyaikab.go.id
|
Gambar 2.3 Lambang dan Peta Kabupaten
Deiyai
c.
Kecamatan
Kabupaten Deiyai dibentuk dari bekas
sebagian wilayah Kabupaten Paniai,terdiri dari 5 kecamatan atau Distrik yang
tersebar di 31 desa atau kampung.
Tabel
2.2
Pembagian
Wilayah Kecamatan Deiyai Berdasarkan Distrik
No.
|
Distrik
|
Desa/Kampung
|
1
|
Kopai,
Kopai II, Woge
|
|
2
|
Komauto
|
|
3
|
Bomou,
Bomou II, Okomokebo, Waghete I, Waghete II, Ugiya, Yaba
|
|
4
|
Ayate,
Bagou, Dagokebo, Deemago, Digibagata, Diyai, Jinidoba, Onago, Piyakadimi,
Tenedagi, Wagomani, Widi Mey, Widuwakiya, Yenudoba
|
|
5
|
Dakebo,
Damabagata, Edagotadi, Gagokebo, Kokobaya, Watiyai
|
2.
SMP YPPK Waghete
SMP
YPPK Waghete terletak di Wilayah Waghete II, Distrik Tigi. Sekolah ini
merupakan satu-satunya sekolah swasta Katolik yang berada dalam naungan Yayasan
Prasekolah dan Pendidikan Katolik Tillemans. Lokasi Gedung sekolah terletak di
kota kecamatan. Lokasi Sekolah ini sangat strategis karena berdekatan pinggir
jalan kota, dan berada diantara Pasar dan kantor-kantor pemerintahan seperti:
Kantor Bupati, Kantor DPRD, KPU, UPTD, Koramil. Kurang lebih 400 Meter sebelah
timur laut bangunan sekolah terdapat Bank BPD Papua.
Batas geografis lokasi sekolah
Sebelah Timur : SD YPPK Waghete
Sebelah Utara : Permukiman Penduduk
Sebelah Barat : Danau Tigi
Sebelah Selatan : Pastoran Paroki St. Yohanes Pemandi
Waghete
Dari Rumah Ke Sekolah Dari Sekolah Ke Rumah
Gambar 2.4 Batas Geografis Lokasi
Sekolah
Rute
perjalanan menuju lokasi sekolah ini tidak sulit karena terlatak dipusat kota
kecamatan. Keadaan jalanan disekitar sekolah sudah beraspal. Untuk berangkat
menuju sekolah, sebagian siswa menempuh perjalananan dengan berjalan kaki. Ada
pula yang menggunakan transportasi umum seperti ojek dan hanya sedikit siswa
yang menempuh perjalanan ke sekolah dengan menggunakan kendaraan pribadi
seperti motor atau sepeda.
Saat
ini, ruang kelas yang digunakan hanya sebanyak 5 kelas karena disesuaikan dengan
jumlah siswa yang tidak terlalu banyak. Kelas VII sebanyak dua kelas, kelas
VIII sebanyak dua kelas dan
IX satu kelas. Sekolah ini mendapat perhatian dari pemerintah sehingga terdapat
beberapa gedung baru yang telah dibangun, baik ruang kelas, ruang guru maupun
laboratorium dan sudah dipergunakan. Ruang guru dan ruang Kepala Sekolah sendiri
masih menggunakan gedung lama yang dikatakan sebagai gedung peninggalan
Belanda.
Ruang Kelas VII Ruang Kelas VIII dan Kelas IX
Gambar
2.5 Ruang Kelas SMP YPPK
B.
Kondisi Demografis
1. Kabupaten Deiyai
Kabupaten Deiyai didomisili
oleh masyarakat dari suku Mee. Suku Mee merupakan suku penduduk asli dari
kabupaten Deiyai. Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010,
jumlah penduduk Kabupaten Deiyai sementara adalah 62.998 orang, yang terdiri
atas 31.843 orang laki-laki dan 31.115 penduduk perempuan. Dari hasil Sensus
Penduduk sebesar 42,03 persen penduduk Deiyai tinggal di daerah Tigi Barat, hal
ini mengindikasikan penyebaran penduduk Deiyai paling banyak ada di daerah
tersebut. Dari lima distrik yang ada di Kabupaten Deiyai, Distrik Kapiraya yang
memiliki penduduk paling sedikit, hal ini tampak dari kecilnya persentase
penduduk yang mendiami, yakni hanya sekitar 5,90 persen. Tigi Barat, Tigi dan
Tigi Timur adalah tiga distrik dengan urutan teratas yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak, masingmasing berjumlah 26.476 orang, 14.620 orang dan
10.592 orang. Distrik Kapiraya yang merupakan distrik paling sedikit
penduduknya dan hanya memiliki 5,9 persen penduduk Deiyai yaitu sebanyak 3.714
orang.
Selain itu,
kabupaten Deiyai juga didomisili oleh suku pendatang. Suku pendatang, sebutan
dari masyarakat sekitar, berasal dari berbagai daerah, dari Makasar, Button,
Manado, Toraja, Biak, bahkan Timor. Suku pendatang berdomisili di kota
kecamatan, Waghete I dan Waghete II.
2. SMP YPPK Waghete
SMP YPPK Waghete mempunyai Jumlah siswa sebanyak 171 orang, yakni terdiri dari 78 siswa kelas VII yang tediri dari dua
rombongan belajar; 62 siswa kelas VIII yang
tediri dari dua rombongan belajar; dan 34 siswa kelas IX yang tediri dari satu rombongan belajar. Data tersebut dirinci dalam tabel ini:
Tabel 2.3
Data Siswa dan Rombongan
Belajar
No.
|
Kelas
|
Jumlah
|
Jumlah
|
|
Perempuan
|
Laki-Laki
|
|||
1.
|
VII A
|
16
|
23
|
39
|
2
|
VII B
|
19
|
20
|
39
|
3
|
VIII A
|
18
|
14
|
32
|
4
|
VIII B
|
17
|
13
|
30
|
5
|
IX
|
12
|
22
|
34
|
Jumlah
|
82
|
92
|
174
|
Siswa
kelas VII A SMP YPPK WAGHETE Siswa
kelas VII B SMP YPPK WAGHETE
Siswa
kelas VIII A SMP YPPK WAGHETE Siswa kelas VIII B SMP YPPK WAGHETE
Siswa
Kelas IX SMP YPPK WAGHETE
Gambar 2.6 Jumlah Siswa Berdasarkan
Rombongan Belajar
C.
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan
Budaya
1. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan
Budaya
a.
Pertanian
Gambar 2 .7 Lahan Pertanian
Tersedia lahan pertanian yang cocok untuk pengembangan tanaman pangan dan
perkebunan seluas kurang lebih 1.177.855 ha. Hasil pertanian dan perkebunan
yang terbesar adalah ubi-ubian termasuk patatas dan keladi serta sayur-mayur
yang meliputi sayur kol, wortel, jeruk dan sebagainya disemua distrik belum
banyak yang dipasarkan.
b.
Potensi Hutan
Gambar 2.8 Potensi Hutan
Tersedianya hutan di Kabupaten Deiyai terdiri dari 35,75% hutan swaka dan
hutan wisata 12,6%, hutan lindung 48.76% serta hutan lainnya 2,95% sedangkan
potensi hasil hutan yang sudah diolah dan masuk ke pasaran umum antara lain
rotan, damar, kulit masohi, kayu gahara, minyak lawang dan minyak kayu putih.
Jenis tumbuhan lain yang diinfentalisir sesuai hasil survey terdapat di
seluruh hutan wilayah Kabupaten Deiyai yang terdiri dari Medang,Pulai, Agatkis,
Nyoto, Bau, Merban, karse, Avtale, Nase, Sinore, Ampou, Aimamvian, Kenari,
Neusindor, Melun, Bitanggur, dan Binuang.
Sedangkan di daerah Kapiraya dan Bowobado banyak terdapat pohon damar
yang menghasilkan damar dalam jumlah besar dan merupakan barang dagangan yang
sangat komersil.
c.
Pertambangan
Bahan galian tambang yang terdapat di
Kabupaten Deiyai pada umumnya bernilai tinggi. Kandungan bahan galian tambang
terdapat diseluruh wilayah distrik. Namun sejauh ini belum ada pihak swasta
atau investor yang menaruh perhatian pada sektor pertambangan ini. Bahan tambang
tersebut antara lain ; emas, batu-bara, besi, tembaga, perak serta galian
golongan c yaitu pasir besi.
d.
Perdagangan
Gambar 2.9 Aktifitas Perdagangan
Kebijakan pembangunan perdagangan diarahkan untuk pengembangan
perdagangan yang efektif dan efisien guna mencapai kelancaran distribusi barang
dan jasa melalui pemantapan dan penyaluran, penciptaan harga yang wajar dan
bersaing. Sejauh ini tersedia sebuah pasar tradisional harian yaitu Pasar
Wahgete dan beberapa pasar mingguan yang terdapat di masing-masing distrik.
Sistem perdagangan yang dahulu masih menggunakan sistem barter berangsur-angsur
beralih dengan menggunakan uang seiring dengan berkembangnya waktu dan pola
pikir masyarakat.
e.
Perikanan
Gambar 2.10 Aktifitas Perikanan
Potensi
perikanan Kabupaten Deiyai khususnya perikanan air tawar atau danau sangat
potensial. Ikan air laut tidak ada mengingat kabupaten ini terletak didaerah
pegunungan. Pada saat ini masyarakat mengembangkan perikanan darat dengan kolam
ikan atau tambak di area pekarangan rumah. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah
ikan mas dan mujair serta udang. Selain itu, Danau Tigi masih menyimpan potensi
perikanan yang terus digunakan warga masyarakat sebagai sumber penghasilan.
f.
Peternakan
Gambar 2.11 Hewan Ternak
Alam Deiyai yang luas dengan hutannya lebat memberikan manfaat tersendiri
bagi masyarakat Deiyai dalam mengembangkan sektor peternakan. Berdasarkan data Dinas Peternakan kabupaten
Deiyai penyebaran produksi peternakan masih berkonsentrasi pada distrik-distrik
tertentu. Misalnya peternakan sapi yang tersebar di dua distrik saja yaitu
Distrik Tigi Barat dan Tigi Timur, sedangkan peternakan babi, kambing, unggar,
hampir merata diseluruh distrik. Selain secara swadaya, program pembangunan
telah menerapkan berbagai program pemberdayaan masyrakat seperti PNPM yang
telah banyak membantu warga untuk memperoleh kesempatan beternak dan memiliki
pengetahuan mengenai bibit penyakit dan cara pencegahannya melalui
penyuluhan-penyuluhan lapangan yang dilakukan oleh petugas.
Tabel 2.4
Jumlah ternak menurut
Distrik di Kabupaten Deiyai
NO
|
Distrik
|
Babi
|
Sapi
|
Kambing/
Domba
|
Ayam
Kampung
|
Itik
Manila
|
1
|
Tigi
|
1866
|
183
|
2903
|
8460
|
2469
|
2
|
Tigi Timur
|
2116
|
29
|
1109
|
3209
|
210
|
3
|
Tigi Barat
|
2311
|
265
|
442
|
2010
|
1347
|
4
|
Kapiraya
|
1207
|
12
|
234
|
2331
|
3421
|
5
|
Bouwabado
|
987
|
9
|
112
|
2109
|
133
|
Jumlah
|
8487
|
498
|
4800
|
18119
|
7580
|
g.
Obyek Wisata Alam
Gambar
2 .12 Wisata Alam
Obyek wisata alam yang terdapat pada kabupaten Deiyai adalah Danau Tigi
yang merupakan kebanggaan masyarakat kabupaten ini dengan airnya yang jernih
dan sejuk. Selain itu ada sebuah pulau di sebelah utara Kabupaten Deiyai
Duwaamoo yang masih memiliki hutan yang asli dengan udara sejuk khas pegunungan
serta panorama alam yang indah.
h.
Budaya
Gambar
2.13 Budaya (Moge dan Kotega )
Masyarakat kabupaten Deiyai yang sebagian besar adalah Suku Mee mempunyai
kekhasan budaya dan adat istiadat yang masih kental termasuk dalam hal
berpakian seperti penggunaan Koteka dan Moge serta ritual khusus dalam upacara
adat dan keagamaan masih terus terpelihara dengan baik oleh masyarakat suku Mee
dari generasi ke generasi.
2. Kondisi Pendidikan
a. Profil Sekolah
Nama Sekolah
|
: SMP YYPK Waghete
|
N P S N
|
: 60302449
|
Alamat
|
: Jln. Trans Waghete II, Distrik Tigi
|
Nama Yayasan
|
: YPPK Tillemans
|
Nama Kepala Sekolah
|
: Ice Pekei, S.Pd
|
Kategori Sekolah
|
: Potensial
|
Tahun beroperasi
|
: 1967 - sekarang
|
b. Denah Sekolah
(Denah Sekolah terlampir)
c. Data Guru/Tenaga Pendidik
SMP YPPK Waghete
(Data Guru terlampir).
d. Data Siswa
Jumlah siswa/siswi SMP YPPK yang
aktif sampai pada saat ini adalah 141 anak. Berikut ini jumlah anak per kelas
di SMP YPPK Waghete; (Data siswa/siswi terlampir)
e. Data Ruangan
1. Data Ruangan Kelas
Jumlah ruangan kelas yang ada di sekolah SMP YPPK Waghete
sebanyak 8 ruangan. 5 ruangan yang dipakai sedangkan 3 ruangan tidak terpakai. 5 ruangan
yang terpakai tersebut, digunakan untuk kegiatan belajar mengajar kelas VII A,
VII B, VIII A, VIII B dan IX. Sedangkan 3 ruangan yang belum terpakai
merupakan ruangan yang baru dibangun.
2. Data Ruangan Lainnya yang
terdapat di SMP YPPK Waghete
a. Perpustakaan
b. Lab IPA
c. Lab Komputer
BAB III
FORMAT KEGIATAN
A. BIDANG PENDIDIKAN
Nama
Peserta
|
: Yermias
Lomba, S.Pd
|
Bidang
Ilmu
|
: PJKR
|
LPTK
Penyelenggara
|
:
Undana
|
Daerah
Sasaran
|
:
Kabupaten Deiyai, Propinsi Papua
|
NO
|
Materi Kegiatan
|
Hasil
|
1
|
Menyusun
RPP
|
|
2
|
Menyusun
bahan ajar
|
|
3
|
Menyusun
alat dan media pembelajaran
|
|
4
|
Menyusun
perangkat assesmen
|
|
5
|
Melaksanakan
tugas mengajar
|
|
6
|
Melaksanakan
layanan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan
|
|
7
|
Membantu
administrasi pendidikan di sekolah
|
|
8
|
Melaksanakn
kegiatan ekstrakurikuler
|
|
9
|
Melakukan
pendampingan belajar siswa di luar jam pelajaran
|
|
|
|
Waghete, ....................... 2015
|
Mengetahui
Kepala Sekolah
Ice Pekei S.Pd
NIP. 19790106 2002 12 2006
|
|
Peserta Program SM3T
Yermias Lomba, S.Pd
|
B. BIDANG KEMASYARAKATAN
Nama
Peserta
|
: Yermias
Lomba, S.Pd
|
Bidang
Ilmu
|
: PJKR
|
LPTK
Penyelenggara
|
:
Undana
|
Daerah
Sasaran
|
:
Kabupaten Deiyai, Propinsi Papua
|
NO
|
Materi
Kegiatan
|
Hasil
|
1
|
Pemberdayaan
masyarakat dan keluarga yang diintegrasikan dengan program POSDAYA
|
|
2
|
Membina
kegiatan pendidikan non formal
|
|
3
|
Pembinaan
kepemudaan
|
|
4
|
Peningkatan
kesadaran kebersihan dan pengelolaan lingkungan
|
|
|
|
Waghete, ....................... 2015
|
Mengetahui
Kepala Desa / Pejabat yang Ditunjuk |
|
Peserta Program SM3T
Yermias Lomba, S.Pd
|
BAB IV
PELAKSANAAN
A. BIDANG PENDIDIKAN
Nama
Peserta
|
: Yermias
Lomba, S.Pd
|
Bidang
Ilmu
|
: PJKR
|
LPTK Penyelenggara
|
:
Undana
|
Daerah
Sasaran
|
:
Kabupaten Deiyai, Propinsi Papua
|
NO
|
Materi Kegiatan
|
Hasil
|
1
|
Menyusun
RPP
|
√
|
2
|
Menyusun
bahan ajar
|
√
|
3
|
Menyusun
alat dan media pembelajaran
|
√
|
4
|
Menyusun
perangkat assesmen
|
√
|
5
|
Melaksanakan
tugas mengajar
|
√
|
6
|
Melaksanakan
layanan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan
|
√
|
7
|
Membantu
administrasi pendidikan di sekolah
|
√
|
8
|
Melaksanakn
kegiatan ekstrakurikuler
|
√
|
9
|
Melakukan
pendampingan belajar siswa di luar jam pelajaran
|
√
|
Keterangan : √ : Ada
X : Tidak Ada
|
|
Waghete, ....................... 2015
|
Mengetahui
Kepala Sekolah Ice Pekei, S.Pd
NIP. 19790106 2002 12 2006
|
|
Peserta Program SM3T
Yermias Lomba, S.Pd
|
DOKUMENTASI
PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENDIDIKAN
|
Gambar 4.1
Kegiatan Pramuka Siswa / Siswi Yang Di Bina Oleh Guru – Guru
SM3T
Gambar 4.2
Mendampingi Siswa / Siswi Mengikuti Pentas Seni Se-
Kabupaten Deiyai
Gambar 4.3
Mengikuti Work Shop Kurikulum K 13 Bagi Guru Tingkat SMP.
SMA dan SMK Se Kabupaten Deiyai TA 2014
Gambar 4.4
Peer Teaching pada
saat mengikuti Work Shop Kurikulum K 13 Bagi Guru Tingkat SMP,SMA dan SMK Se
Kabupaten Deiyai TA 2014
Gambar 4.5
Menjadi Wasit Bola Voli Terpal Dalam Rangka Memeriahkan
Ulang Tahun Pelindung Sekolah SMP YPPK Waghete
Gambar 4.6
Pemberian Hadiah Kepada Siswa / Siswi Yang Mengikuti Lomba Dalam
Memeriahkan Ulang Tahun Pelindung Sekolah SMP YPPK Waghete
B. BIDANG KEMASYARAKATAN
Nama
Peserta
|
: Yermias Lomba, S.Pd
|
Bidang
Ilmu
|
: PJKR
|
LPTK
Penyelenggara
|
:
Undana
|
Daerah
Sasaran
|
:
Kabupaten Deiyai, Propinsi Papua
|
NO
|
Materi Kegiatan
|
Hasil
|
1
|
Menjadi wasit bulu tangkis
dalam kegiatan ikatan keluarga toraja (IKT)
|
√
|
2
|
Membina
kegiatan pendidikan non formal
|
√
|
3
|
Pembinaan
kepemudaan
|
|
4
|
Peningkatan
kesadaran kebersihan dan pengelolaan lingkungan
|
√
|
|
|
Waghete, ....................... 2015
|
Mengetahui
Kepala Desa / Pejabat yang Ditunjuk |
|
Peserta Program SM3T
Yermias Lomba, S.Pd
|
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
KEGIATAN BIDANG KEMASYARAKATAN
|
Gambar 4.7
Menjadi Wasit Bulu Tangkis Dalam Kegiatan Ikatan Keluarga
Toraja (IKT)
Gambar
4.7
Mengikuti
ibadah Misa arwah Almarhum Ibu Agustina Ta’dung
C. FAKTOR PENDUKUNG
Faktor pendukung yang ada di sekolah SMP YYPK
Deyai-Waghete selama penulis menjalankan tugas di tempat ini yaitu:
1. Mendapatkan dukungan moril dari
kepala sekolah serta guru-guru yang ada di SMP YPPK Deiyai-Waghete.
2. Mendapat perhatian dan dukungan dari
kepala bidang sekolah menegah.
3. Adanya respon positif dari orang tua murid selama peserta menjalankan tugas
di SMP YPPK Waghete.
4. Kondisi lokasi sekolah sangat strategis karena terletak di pusat kota
kecamatan/distrik.
D.
KENDALA YANG DIHADAPI
Kendala yang di hadapi selama menjalankan tugas di
SMP YPPK Waghete adalah:
1. Penulis harus mengajar lebih dari
satu mata pelajaran Komputer (TIK), dan bukan merupakan bidang keahlian latar
belakang ilmu yang di pelajari selama dalam masa perkuliahan yaitu Pendidikan
Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PKJR)
2. Masih terbatasnya jumlah guru yang ada.
3. Mata pelajaran yang dibina oleh seorang guru tidak sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki.
4. Kebiasaan peserta didik yang tidak biasa memakai sepatu ketika datang ke
sekolah.
5. Kebiasaan peserta didik menggunakan bahasa daerah ketika berada di sekolah.
6. Kebiasan hidup peserta didik yang kurang baik dalam lingkungan, sehingga
berimbas pada tindak kenakalan remaja di lingkungan sekolah.
7. Kurangnya sarana prasarana yang ada.
E. SOLUSI YANG DITEMPUH
Solusi yang di tempuh dalam mengalami kendala selama
menjalankan tugas di SMP YPPK Waghete yaitu:
1. mengadakan kerjasama dan koordinasi
yang baik, baik itu dengan kepala sekolah maupun guru-guru yang ada di sekolah
tersebut, mengenai pembagian tugas mengajar, maupun mengenai keadaan siswa yang
ada
2. Membudayakan bahasa indonesia di sekolah.
3. Mendidik siswa mengenai pentingnya
menggunakan sepatu ke sekolah.
4. Menigkatkan kesadaran peserta didik mengenai akibat dan dampak dari
kebiasaan hidup yang tidak baik, yang berimbas pada kenakalan remaja di
sekolah.
F.
NILAI POSITIF YANG DAPAT DIPETIK
Nilai positif yang dapat dipetik
selama penulis menjalankan tugas di SMP YPPK Deiyai-Waghete, ialah penulis belajar bahwa mengajar itu bukan saja dengan
menggunakan ilmu yang kita dapat selama dibanggku perkuliahan. Tetapi mengajar
anak didik harus menggunakan hati. Bukan saja berusaha mengasah otak mereka
menjadi orang yang pintar, tetapi lebih daripada itu ialah mengasah kepribadian
mereka menjadi, anak teladan, percaya diri, dan memiliki budi pekerti yang
baik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
SMP
YPPK Deiyai-Waghete merupakan
satu-satunya sekolah swasta Katolik yang berada dalam naungan Yayasan
Prasekolah dan Pendidikan Katolik Tillemans. Lokasi Gedung sekolah terletak di
kota kecamatan. Saat
ini, ruang kelas yang digunakan adalah sebanyak 5 kelas karena disesuaikan dengan jumlah siswa yang tidak
terlalu banyak. Kelas VII sebanyak dua kelas, kelas VIII sebanyak dua
kelas dan Kelas IX sebanyak
satu kelas. Sekolah ini
mendapat perhatian dari pemerintah sehingga terdapat beberapa gedung baru yang
telah dibangun, baik ruang kelas, ruang guru maupun laboratorium, namun belum
dipergunakan. Ruang guru dan ruang Kepala Sekolah sendiri masih menggunakan
gedung lama yang dikatakan sebagai gedung peninggalan Belanda
Dari
hasil observasi dari kegiatan belajar mengajar dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran di SMP YPPK Deiyai-Waghete sudah berjalan dengan baik dan
semestinya.
B. SARAN
Dari
pelaksanaan pengabdian dalam program SM-3T ini maka saran yang dapat penulis
sampaikan adalah:
1. Pemerintah maupun dari pihak yayasan harus mengatasi masalah kekurangan
tenaga guru, karena jumlah guru yang terbatas tidak sesuai dengan kebutuhan
yang ada.
2. Pemerataan sarana dan prasarana sekolah, agar kegiatan belajar mengajar
juga dapat berkembang dengan baik.
3. Program SM-3T harus dilanjutkan untuk periode yang mendatang (untuk
kabupaten Deiyai).
No comments:
Post a Comment